Misteri Terselubung Gunung Kelud


Gunung Kelud meletus hebat sejak Kamis malam lalu (13/2) sekitar pukul 22.50 WIB. Abu vulkaniknya menyebar hingga sampai ke Bandung, Jawa Barat dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Gunung berapi aktif yang terletak di Jawa Timur, tepatnya diantara kabupaten Kediri dan Blitar ini memiliki legenda yang panjang di negeri ini. Gunung Kelud diselimuti kabut misteri yang hingga kini ceritanya masih menarik perhatian publik. Sedikitnya ada enam misteri yang menyelubungi gunung berpuncak strato itu.

1. Asal Usul Gunung Kelud

Berabad-abad silam, Jawadwipa (Pulau Jawa) dikisahkan selalu dalam kondisi tidak stabil. Daratannya terombang-ambing, timbul tenggelam terayun oleh gelombang samudera. Kalangan dewata di kahyangan pusing tujuh keliling, hingga akhirnya muncul ide cemerlang dari Betara Guru.

"Jawadwipa, harus diberi pemberat, biar tidak terus terombang-ambing," demikian ide cemerlang Betara Guru. "Mahameru yang ada di Jambhudwipa (India), harus dipindahkan ke Jawadwipa," lanjut sang betara menjelaskan gagasannya.

Para dewata sepakat Gunung Mahameru dipindahkan ke Pulau Jawa. Namun, dalam proses pemindahannya, bagian gunung berguguran di sepanjang perjalanan, hingga menjadi gunung-gunung lain di Jawa. Satu di antara gunung-gunung itu adalah Kampud (Kelud).

Sementara yang lainnya adalah Gunung Katong (Lawu), Wilis, Kawi, Arjjunai (Arjuno) dan Gunung Kemukus (Welirang). Tubuh Mahameru diletakkan agak miring. Menyandar pada Gunung Brahma (Bromo), hingga akhirnya menjadi Gunung Sumeru (Semeru). Sedang puncak Mahameru didirikan, hingga menjadi Pawitra atau Gunung Penanggungan.

2. Dewi Kilisuci

Menurut legendanya terbentuk dari sebuah pengkhianatan cinta seorang putri bernama Dewi Kilisuci terhadap dua raja sakti Mahesa Suro dan Lembu Suro. Kala itu, Dewi Kilisuci anak putri Jenggolo Manik yang terkenal akan kecantikannya dilamar dua orang raja. Namun yang melamar bukan dari bangsa manusia, karena yang satu berkepala lembu bernama Raja Lembu Suro dan satunya lagu berkepala kerbau bernama Mahesa Suro.

Untuk menolak lamaran tersebut, Dewi Kilisuci membuat sayembara yang tidak mungkin dikerjakan oleh manusia biasa, yaitu membuat dua sumur di atas puncak Gunung Kelud, yang satu harus berbau amis dan yang satunya harus berbau wangi dan harus selesai dalam satu malam atau sampai ayam berkokok. Dengan kesaktian Mahesa Suro dan Lembu Suro, sayembara tersebut disanggupi. Setelah berkerja semalaman, kedua-duanya menang dalam sayembara. Tetapi Dewi Kilisuci masih belum mau diperistri. Kemudian Dewi Kilisuci mengajukan satu permintaan lagi. Yakni kedua raja tersebut harus membuktikan dahulu bahwa kedua sumur tersebut benar benar berbau wangi dan amis dengan cara mereka berdua harus masuk ke dalam sumur.

Terpedaya oleh rayuan tersebut, keduanyapun masuk ke dalam sumur yang sangat dalam tersebut. Begitu mereka sudah berada di dalam sumur, lalu Dewi Kilisuci memerintahkan prajurit Jenggala untuk menimbun keduanya dengan batu. Maka matilah Mahesa Suro dan Lembu Suro. Tetapi sebelum mati Lembu Suro sempat bersumpah dengan mengatakan "Ya, orang Kediri besok akan mendapatkan balasanku yang sangat besar. Kediri bakal jadi sungai, Blitar akan jadi daratan dan Tulungagung menjadi danau (semoga tidak terjadi). Dari legenda ini akhirnya masyarakat lereng Gunung kelud melakukan sesaji sebagai tolak balak sumpah itu yang disebut Larung Sesaji. Acara ini digelar setahun sekali pada tanggal 23 bulan surau oleh masyarakat Sugih Waras

3. Kuburan Keris Mpu Gandring

Saat Kerajaan Majapahit berjaya, Gunung Kelud juga sempat meletus. Letusan Kelud menjadi perhatian raja terbesar Kerajaan Majapahit saat itu: Hayam Wuruk. Bahkan, konon kawah Kelud dijadikan tempat membrangus aura jahat keris Mpu Gandring oleh Raja Singosari saat itu: Wisnuwardana.

Keris Mpu Gandring sendiri terbuat dari bongkahan logam yang jatuh dari langit atau meteorit. Bongkahan logam itu diduga memiliki aura yang sangat jahat dan haus darah. Terbukti, nyawa sang empu alias yang membuat keris Mpu Gandring tewas oleh keris ini. Selain itu Mpu Gandring juga menewaskan prajurit Keboijo, Ken Arok dan Anusapati. Setelah membunuh Anusapati dengan keris Empu Gandring, Tohjaya naik tahta menjadi Raja Singosari.

Soal keberadaan Gunung Kelud, konon, kawah gunung itu sebenarnya merupakan kuburan dari keris Mpu Gandring. Meski kebenaran atas kisah ini masih perlu pembuktian, namun banyak warga yang terlanjur mempercayainya. Tetapi sejarah mencatat, betapa haus darahnya keris ciptaan empu itu.

Selain merenggut jiwa si penciptanya, Mpu Gandring sendiri, juga merenggut jiwa si pemesan, Ken Arok dan beberapa Raja Singosari lainnya.

4. Jalan Misteri

Gampangnya, di lokasi jalan misteri ini, benda yang memiliki potensi berpindah tempat terutama yang bundar, bisa bergerak dengan sendirinya dari titik tertentu tanpa harus diberikan daya dorong (bener nggak istilah fisikanya ?)

Jika sahabat anehdidunia.com meletakkan botol minuman mineral yang bulat pada garis putih di jalan misteri ini, maka dengan segera botol tersebut bergerak dengan cepat ke arah jalan yang ‘seolah-olah’ kelihatan naik. Termasuk kendaraan roda 4, dalam keadaan gigi netral, jika hand rem dilepaskan maka mobil akan bergerak dengan sendirinya meskipun mesin dimatikan.

5. Ritual Gunung Kelud

Sementara itu, terkait dengan ritual sesaji yang digelar masyarakat lereng Gunung Kelud pada 2007 silam, tatkala ritual digelar, sesepuh Mbah Ronggo dalam ritualnya mendapati wangsit gaib. Yaitu berupa pesan terjadinya pertanda besar menyoal keberadaan Gunung Kelud yang terletak 40 kilometer dari kota Kediri yang memiliki keunikan di puncaknya, yakni berbentuk strato dengan danau kawah di tengahnya walaupun danau kawah itu saat ini telah berubah bentuk menjadi kubah lava. Wangsit tersebut mengatakan, “Le, sing ati-ati arep liwat Danyang Gunung Kelud,” tutur Mbah Ronggo mengenai pesan gaib yang merupakan pesan jika Gunung Kelud akan meletus.

Terbukti, tahun 2007 Gunung Kelud meletus dengan letusan terakhir bersifat efusif (mengalirkan material), berbeda dari latusan sebelumnya yang bersifat eksplosit (menyemburkan material). Akibat letusan terakhir, danau kawah Gunung Kelud yang berwarna hijau berubah menjadi kubah lava yang mengalirkan material berwarna hitam dari dalam perut gunung. Ketinggian kubah saat ini mencapai 250 meter dengan lebar sekitar 400 meter.

Sepanjang sejarahnya, gunung ini tercatat mengalami 29 kali letusan, baik eksplosif maupun efusif, mulai tahun 1000 sampai tahun 2007. Erupsi eksplosifnya mampu menghancurkan ratusan desa di sekitarnya, termasuk ribuan hektare lahan pertanian dan menewaskan ribuan warga. Sebagai gambaran, lima letusan terakhirnya saja memakan korban 5.400 jiwa.

Berdasarkan pengamatan letusan selama tiga abad berturut-turut, waktu istirahat terpanjang aktivitas dalam perut Gunung Kelud adalah 65-76 tahun, tetapi pernah pula hanya tiga tahun. Sejak letusan tahun 1901, waktu istirahat gunung itu menjadi lebih singkat, yaitu 15-31 tahun, bahkan pernah mencapai masa paling singkat, yaitu satu tahun.

6. Bidadari Buaya Penunggu Kawah Gunung Kelud

Nama Gunung Kelud berasal dari Jarwodhosok, yakni dari kata “ke” (kebak) dan “lud” (ludira). Hal ini berarti bila murka, bisa merenggut banyak kurban jiwa tak berdosa. Menurut kepercayaan penduduk sekitar, kawah gunung ini dijaga sepasang buaya putih, yang konon merupakan jelmaan bidadari.

Legenda menceritakan, zaman dahulu kala ada dua bidadari sedang mandi di telaga tersebut. Karena terlena, dua bidadari ini melakukan perbuatan seperti yang biasa terjadi pada manusia modern, yakni berbuat intim dengan sesama jenis. Jadi, kedua bidadari itu tergolong penganut lesbian. Perbuatan tersebut rupanya diketahui oleh dewa. Karena kesal, sang dewa pun mengutuk kedua bidadari tersebut, “Kelakuan kalian mirip buaya.”

Karena dewa memang penguasa jagad, kata-katanya yang ampuh itu membuat dua bidadari tersebut seketika berubah menjadi dua ekor buaya. Konon, hingga kini mereka menjadi penunggu danau Gunung Kelud. Letusan Kelud pada 1586 menelan korban hingga 10 ribu orang meninggal. Pada letusan 19 Mei 1919 memakan korban 5.110 jiwa. Sedang letusan 26 April 1966 menelan korban jiwa 212 meninggal, 74 hilang dan 89 luka-luka. Menurut sesepuh desa di sekitar gunung ini, para korban itu sedang dikersakke dua bidadari penunggu kawah. Bila laki-laki diperlakukan sebagai suami dan yang perempuan diangkat sebagai saudara. Warga menengarai, bila Kelud akan meletus biasanya ada dua sorot sinar terang masuk ke kawah. Atau banyak burung gagak berterbangan di pedesaan.

Demikianlah beberapa misteri yang menyelubungi Gunung Kelud. Apakah Anda punya kisah misteri lainnya seputar Gunung Kelud?
 

FOTO: 5 Penampakan Aneh dan Menyeramkan Saat Meletusnya Gunung Kelud










Hingga kini sudah foto letusan gunung Kelud yang beredar di internet, baik itu dari media online maupun di sosial media.

Dari sekian banyak foto yang di upload di internet, beberapa di antaranya berhasil menarik bahkan menghebohkan publik lantaran foto-foto tersebut tampak aneh dan dianggap mirip objek-objek tertentu. Mulai dari penampakan lafadz Allah hingga muncul wajah iblis yang menyeramkan. Anda penasaran?

Berikut 5 foto penampakan aneh dan menyeramkan yang beredar di dunia maya Indonesia saat meletusnya Gunung Kelud seperti dilansir Merdeka.com.

1. Penampakan Lafadz Allah


Foto lafadz Allah yang terbentuk saat letusan abu vulkanik Gunung Kelud menyembur ke atas.

penampakan tersebut terlihat cukup jelas dikarenakan adanya pijar lava merah yang dimuntahkan Gunung Kelud.

2. Penampakan wajah iblis


Di jejaring sosial Youtube beredar video yang menunjukkan dua penampakan berupa wajah yang diklaim oleh pengunggahnya sebagai wajah iblis.

Foto penampakan ini juga telah mendapatkan banyak komentar pengguna Youtube dari yang percaya hingga yang menyebutkan jika foto tersebut hanya hasil editan saja.?

3. Penampakan wajah raksasa


Di Facebook muncul gambar sebuah wajah mirip manusia terbentuk dari gumpalan abu vulkanik Gunung Kelud yang meletus Kamis malam (13/2) tepatnya pukul 22.50 WIB.

Walaupun ada beberapa orang yang mempercayainya, akan tetapi tidak sedikit yang mengatakan bahwa itu hanya editan saja.

4. Penampakan wajah bertanduk


Selain itu, dari jepretan warga sekitar saat terjadinya letusan Gunung Kelud, juga terlihat sebuah penampakan menyerupai wajah dengan tanduk di atas kepalanya yang terbentuk dari gabungan abu vulkanik serta kilat yang menyambar di sekitarnya.

5. Wajah menganga


Foto terakhir tentang penampakan saat Gunung Kelud meletus adalah penampakan wajah menganga yang sudah beredar di salah satu Forum online terbesar di Indonesia. Dalam foto tersebut terlihat sebuah wajah yang sedang menganga dengan mata besar.

Tak sedikit yang menyangsikan kebenaran foto-foto diatas dan menganggapnya hanya editan semata. Walaupun demikian, tak sedikit pula yang tak meragukan keaslian kelima foto tersebut. Mengingat hal seperti ini bukanlah yang pertama terjadi. 

Ketika Gunung Merapi meletus di tahun lalu, ada pula satu pemandangan kepala salah satu Punakawan yang juga terabadikan jelas di kamera.

Namun, secara ilmiah dan apabila tidak ada unsur edit foto, hal tersebut merupakan suatu hal yang wajar. Karena, ada suatu istilah yang dinamakan Pareidolia.

Berdasarkan tulisan di Wikipedia, Pareidolia adalah sebuah fenomena psikologis yang melibatkan stimulus samar-samar dan acak (seringkali sebuah gambar atau suara) yang dianggap penting.

Kesimpulannya, ada kemungkinan (apabila memang tidak ada unsur edit foto di dalamnya) bahwa tampilan wajah yang terbentuk dari abu vulkanik Gunung Kelud tersebut hanyalah sebuah Pareidolia.
 

Muncul Wajah Raksasa Menyeramkan Saat Erupsi Gunung Kelud



Seperti diberitakan banyak media, Erupsi Gunung Kelud terjadi sejak Kamis, 13 Februari 2014, pukul 22.59 WIB yang diwarnai semburan lava pijar serta lontaran abu dan kerikil hingga jarak puluhan kilometer serta sambaran kilat menyala-nyala. Namun, ada yang unik dari kejadian tersebut. 

Sebuah foto wajah raksasa menyeramkan saat erupsi gunung Kelud beredar di jejaring sosial Facebook. Seperti tampak dalam foto, wajah ini terbentuk dari gumpalan abu vulkanik Gunung Kelud.



Walaupun ada beberapa orang yang mempercayainya, akan tetapi tidak sedikit yang mengatakan bahwa itu hanya editan saja.

Hal seperti ini bukanlah yang pertama terjadi. Ketika Gunung Merapi meletus di tahun lalu, ada pula satu pemandangan kepala salah satu Punakawan yang juga terabadikan jelas di kamera.

Tidak hanya itu, ketika gedung WTC roboh oleh hantaman 2 pesawat terbang beberapa tahun lalu, juga ada foto yang memperlihatkan gambar wajah besar di antara ledakan itu.

Akan tetapi, secara ilmiah dan apabila tidak ada unsur edit foto, hal tersebut merupakan suatu hal yang wajar. Karena, ada suatu istilah yang dinamakan Pareidolia.

Merujuk tulisan di Wikipedia, Pareidolia adalah sebuah fenomena psikologis yang melibatkan stimulus samar-samar dan acak (seringkali sebuah gambar atau suara) yang dianggap penting.

So, ada kemungkinan (apabila memang tidak ada unsur edit foto di dalamnya) bahwa tampilan wajah yang terbentuk dari abu vulkanik Gunung Kelud tersebut hanyalah sebuah Pareidolia.
 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Kejadian Langka - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger